Langsung ke konten utama

115 Juta Orang Ri Rentan Miskin Lagi, Pemerintah Dapat Apa?

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi pertumbuhan ekonomi secara kumulatif atau hingga September 2018 sebesar 5,17%.Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy

Jakarta -

Bank Dunia hari ini meluncurkan hasil laporannya berjudul Aspiring Indonesia-Expanding the Middle Class. Laporan ini ini membahas perihal pentingnya mendorong masyarakat Indonesia yang gres saja keluar dari garis kemiskinan.

Bank Dunia mencatat selama 15 tahun terakhir, Indonesia telah membuat kemajuan luar biasa dalam mengurangi tingkat kemiskinan yang kini berada di bawah 10%. Selama periode itu kelas menengah Indonesia tumbuh dari 7% menjadi 20% dari total penduduk atau sekitar 52 juta orang.

Namun yang perlu diperhatikan yaitu masyarakat miskin yang gres saja keluar dari garis kemiskinan jumlahnya mencapai 45% dari penduduk Indonesia atau sebanyak 115 juta orang.

Mereka belum masuk ke kelas menengah dengan posisi keuangan yang aman. Sebelum masuk ke posisi itu mereka sangat rentan untuk kembali lagi ke bawah garis kemiskinan.

Indonesia perlu membuat lebih banyak lapangan pekerjaan dengan upah yang lebih baik. Lalu didukung oleh sistem yang besar lengan berkuasa untuk menyediakan pendidikan yang berkualitas dan jaminan kesehatan universal.

Hal itu memerlukan perbaikan lingkungan perjuangan dan investasi pada infrastruktur. Selain itu, yang juga akan dibutuhkan yaitu ekspansi jalan masuk jaminan sosial untuk proteksi dari guncangan kesehatan dan ketenagakerjaan yang mengikis laba ekonomi dan peluang mobilitas ke atas bagi jutaan orang yang ingin masuk dalam kelas menengah .

"Memperluas kelas menengah memerlukan aneka macam reformasi untuk meningkatkan lingkungan perjuangan yang sanggup membuat lapangan kerja juga investasi pada keterampilan yang dibutuhkan serta sistem proteksi sosial untuk memberi derma kalau ada guncangan," kata World Bank Regional Director for Equitable Growth, Finance and Institutions, Hassan Zaman di Energy Building, Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Menurutnya penguatan kebijakan dan manajemen pajak harus dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan bagi mereka yang sudah menjadi bab dari kelas menengah. Lalu perlu dilakukan ekspansi basis pajak untuk menambah penerimaan gres dari kelas menengah yang berkembang juga akan dibutuhkan untuk membiayai investasi tersebut.

115 Juta Orang RI Rentan Miskin Lagi, Pemerintah Bisa Apa?


Simak Video "2024, Jokowi Ingin Tak Ada Lagi Penduduk Sangat Miskin di Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]

Sumber detik.com

Postingan populer dari blog ini

Anak Perjuangan Krakatau Steel Jajaki Kawan Bangkit Pelabuhan Warnasari

Lokasi proyek Pelabuhan Warnasari/Foto: Muhammad Iqbal Jakarta - PT Pelabuhan Cilegon Mandiri (PCM) menjajaki kolaborasi dengan anak perjuangan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) membangun Pelabuhan Warnasari. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan memorandum of undestanding (MoU). Penandatanganan ini dilakukan alasannya yaitu kedua perusahaan memiliki satu visi yang sama dalam planning pembangunan Pelabuhan Warnasari. "Latar belakangnya begini, memang perihal ini sudah jauh hari kami bahas bersama, KBS sudah ada satu planning ekspansi pasar, kemudian melihat kondisi itu alangkah...katakan dari sisi bisnis lebih menguntungkan dengan PCM," kata Direktur Utama PT PCM, Arief Rivai Madawi kepada wartawan, Kamis (30/1/2020). Pelabuhan Warnasari rencananya akan dijadikan pelabuhan curah kering dan cargo. Berbicara bisnis, kata Arief MoU tersebut masih dalam tahap kesamaan visi. Untuk tindak lanjut, MoU akan diikat dengan perjanjian bersama...

Izin Perjuangan Makin Gampang Di 100 Hari Jokowi, Tapi...

Foto: Agung Pambudhy Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan wapres Ma'ruf Amin telah memimpin Indonesia lebih dari 100 hari. Dalam rentang tersebut banyak kebijakan yang telah dilakukan. Menurut, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani meski sudah ada upaya perbaikan kebijakan, namun belum terasa dampaknya pada perbaikan iklim berusaha. "Sejauh ini pemerintah sentra sudah memperlihatkan upaya perbaikan dengan task force-task force yang berfungsi untuk debottlenecking realisasi investasi. Namun, ini efektivitasnya sangat minimal terhadap peningkatan investasi dan peningkatan produktivitas ekonomi nasional secara keseluruhan," kata Shinta ketika dihubungi detikcom , Jakarta, Jumat (31/1/2020). Baca juga: 100 Hari Jokowi, Perbaikan Iklim Usaha Kurang Terasa Senada, Ketua BPC HIPMI Jakarta Pusat Indra Rukman mengatakan, kebijakan bidang ekonomi memang belum begitu signifikan dirasakan bagi pengusaha muda. "Seratus hari kepemimpinan...

Meraup Puluhan Juta Dari Jualan Teh Premium

Foto: Dok. SILA Jakarta - Mendapat penghasilan belasan juta dari jabatan yang tidak mengecewakan tinggi bisa jadi suatu pencapaian yang cukup bagi seorang anak muda. Namun itu tidak berlaku bagi Redha Taufik Ardias. Pria berusia 29 tahun ini rela meninggalkan jabatannya dan honor yang mencapai belasan juta dari sebuah perusahaan produsen teh pada 2017. Dia justru menentukan untuk menjadi pengusaha minuman teh. Alasan Redha tetapkan untuk menjadi pengusaha produk minuman teh ini sebab ingin membantu penghasilan pemetik teh yang dibayar sangat kecil. Selama menjabat sebagai Product & Brand Manager di perusahaan teh, dirinya mengetahui bahwa upah untuk pemetik teh sebesar Rp 800-1.200 per kg dengan catatan daun teh masih basah. "Dari situlah saya mulai tergerak untuk mencari tahu lebih banyak wacana teh di Indonesia, dan berharap bisa berkontribusi terhadap kesejahteraan Ibu-Ibu pemetik teh ini, baik dengan hal kecil sekalipun," kata Redha ketika berbincang dengan detik...