Langsung ke konten utama

Izin Perjuangan Makin Gampang Di 100 Hari Jokowi, Tapi...

Sejumlah pekerja membangun sebuah kerangka baliho dikawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (23/7/2013).Foto: Agung Pambudhy

Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan wapres Ma'ruf Amin telah memimpin Indonesia lebih dari 100 hari. Dalam rentang tersebut banyak kebijakan yang telah dilakukan.

Menurut, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani meski sudah ada upaya perbaikan kebijakan, namun belum terasa dampaknya pada perbaikan iklim berusaha.

"Sejauh ini pemerintah sentra sudah memperlihatkan upaya perbaikan dengan task force-task force yang berfungsi untuk debottlenecking realisasi investasi. Namun, ini efektivitasnya sangat minimal terhadap peningkatan investasi dan peningkatan produktivitas ekonomi nasional secara keseluruhan," kata Shinta ketika dihubungi detikcom, Jakarta, Jumat (31/1/2020).

Senada, Ketua BPC HIPMI Jakarta Pusat Indra Rukman mengatakan, kebijakan bidang ekonomi memang belum begitu signifikan dirasakan bagi pengusaha muda.

"Seratus hari kepemimpinan Pak Jokowi periode kedua memang sejauh ini belum ada dampak signifikan bagi pengusaha muda namun potensi dan peluang pengusaha muda trendnya makin baik," kata ia ketika dihubungi detikcom, Jumat (31/1/2020).

Namun, ia melihat masih terbuka peluang perbaikan iklim perjuangan di periode dua Jokowi ini. Penilaian itu didasarkan adanya paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan di periode pertama.

Saat ini, lanjut Indra, hanya perlu memperkuat dan mencari terobosan gres sehingga memberi akomodasi bagi pengusaha muda dan pengusaha pemula.
"Ada beberapa hal yang dirasakan kebijakan Jokowi seperti, perizinan yang sudah cepat, tidak bertele-tele lagi," ujar calon ketua umum HIPMI Jaya itu.

Menurut Indra, Indonesia ketika ini terus naik dalam indeks akomodasi berusaha (ease of doing business). Di tahun 2018 Indonesia berada di peringkat 72, di tahun 2019 Indonesia berada diperingkat 73.

"Ini tentu perlu diapresiasi, kebijakan Pak Jokowi terhadap akomodasi berusaha," tandasnya.



Simak Video "Milenial Investasi Emas, Siapa Takut?"
[Gambas:Video 20detik]

Sumber detik.com

Postingan populer dari blog ini

Anak Perjuangan Krakatau Steel Jajaki Kawan Bangkit Pelabuhan Warnasari

Lokasi proyek Pelabuhan Warnasari/Foto: Muhammad Iqbal Jakarta - PT Pelabuhan Cilegon Mandiri (PCM) menjajaki kolaborasi dengan anak perjuangan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) membangun Pelabuhan Warnasari. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan memorandum of undestanding (MoU). Penandatanganan ini dilakukan alasannya yaitu kedua perusahaan memiliki satu visi yang sama dalam planning pembangunan Pelabuhan Warnasari. "Latar belakangnya begini, memang perihal ini sudah jauh hari kami bahas bersama, KBS sudah ada satu planning ekspansi pasar, kemudian melihat kondisi itu alangkah...katakan dari sisi bisnis lebih menguntungkan dengan PCM," kata Direktur Utama PT PCM, Arief Rivai Madawi kepada wartawan, Kamis (30/1/2020). Pelabuhan Warnasari rencananya akan dijadikan pelabuhan curah kering dan cargo. Berbicara bisnis, kata Arief MoU tersebut masih dalam tahap kesamaan visi. Untuk tindak lanjut, MoU akan diikat dengan perjanjian bersama...

Meraup Puluhan Juta Dari Jualan Teh Premium

Foto: Dok. SILA Jakarta - Mendapat penghasilan belasan juta dari jabatan yang tidak mengecewakan tinggi bisa jadi suatu pencapaian yang cukup bagi seorang anak muda. Namun itu tidak berlaku bagi Redha Taufik Ardias. Pria berusia 29 tahun ini rela meninggalkan jabatannya dan honor yang mencapai belasan juta dari sebuah perusahaan produsen teh pada 2017. Dia justru menentukan untuk menjadi pengusaha minuman teh. Alasan Redha tetapkan untuk menjadi pengusaha produk minuman teh ini sebab ingin membantu penghasilan pemetik teh yang dibayar sangat kecil. Selama menjabat sebagai Product & Brand Manager di perusahaan teh, dirinya mengetahui bahwa upah untuk pemetik teh sebesar Rp 800-1.200 per kg dengan catatan daun teh masih basah. "Dari situlah saya mulai tergerak untuk mencari tahu lebih banyak wacana teh di Indonesia, dan berharap bisa berkontribusi terhadap kesejahteraan Ibu-Ibu pemetik teh ini, baik dengan hal kecil sekalipun," kata Redha ketika berbincang dengan detik...